Thursday, March 28, 2013

Kewajiban yang Terabaikan (Bagian-4, habis)


REPUBLIKA.CO.ID,-- Apabila Umar al-Faruq mendengar panggilan adzan, seperti dikisahkan Dr Aidh Alqarni dalam bukunya Sentuhan Spiritual Aidh Alqarni, ia mengambil tongkatnya kemudian memukulkannya ke pintu rumah-rumah penduduk.
Umar berkata, ''Musa berkata, 'Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.'' (al-Qashash: 17).

Aid Alqarni berkata, 'Bagaimana mungkin umat yang tidak baik dalam berinteraksi dengan Allah SWT akan menanjak? Bagaimana mungkin umat yang tidak mengagungkan syiar-syiar Allah akan bahagia?

Aid Alqarni bertanya, 'Bagaimana mungkin akan benar dalam peperangan, belajar, berproduksi atau berperadaban sedang mereka tidak berhubungan dengan Allah dalam shalat yang Dia fardhukan?

Para ahlul ilmi mengklaim, orang yang menentang shalat berjamaah sebagai munafik dan jauh dari Allah SWT. Sedang ahli hadits mewajibkan shalat berjamaah dan sebagian di antaranya menjadikannya sebagai salah satu syarat sahnya shalat.

Aid Alqarni bertanya, 'Berapa banyak shalat berjamaah menghabiskan waktu kita? Sedang waktu yang kita sia-siakan untuk makan, minum, tidur, dan bercanda, lebih banyak dari waktu yang digunakan untuk shalat berjamaah.

Dalam shalat berjamaah itu, derajat orang-orang beriman diangkat, sedang derajat pelaku maksiat dan orang-orang munafik akan dimusnahkan.

Dengan shalat berjamaah, dapat dikenali siapa kekasih Allah SWT dan siapa kekasih setan? Dan, dengan shalat berjamaah itu pula dapat dibedakan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang munafik.

Maka, peliharalah shalat ini ketika panggilan mulai berkumandang. Ramaikanlah masjid, berlombalah menuju barisan terdepan.
n
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/gaya-sufi/13/02/07/mht9dh-kewajiban-yang-terabaikan-bagian4-habis
Redaktur : Damanhuri Zuhri

Wednesday, March 20, 2013

Kewajiban yang Terabaikan (3)


REPUBLIKA.CO.ID,-- Ketika kematian menghampiri Sa'id Ibnul Musayyab, tabi'in yang paling alim, salah seorang putrinya menangis.Sa'id berkata kepada putrinya, ''Jangan menangis wahai putriku. Demi Allah, tidaklah muazin beradzan sejak empat puluh tahun lalu kecuali aku di dalam masjid.''

Aidh Alqarni mengisahkan dalam bukunya Sentuhan Spiritual Aidh Alqarni, sejak empat puluh tahun yang lalu muazin mengumandangkan adzan, Sa'id berada di dalam masjid menunggu shalat. Ia menunggu panggilan untuk shalat berjamaah.

Apa yang akan terjadi, seandainya orang pilihan itu tahu bahwa orang-orang yang menentang shalat berjamaah telah menipu dan membuang shalat serta tidak menyempurnakan sujud dan ruku'.

Apa yang akan terjadi, seandainya orang pilihan itu melihat lingkungan yang telah dipadati penduduk, tapi shalat berjamaah tidak dilaksanakan di dalam masjid kecuali hanya satu dan dua baris?

Di manakah enam atau tujuh anak dalam setiap rumah itu? Di manakah para pemuda yang sering terlihat di klub-klub dan stadion serta tempat-tempat keramaian?

Aidh Alqarni mengatakan, kita adalah saksi-saksi Allah di bumi. Kita tidak akan bersaksi kecuali kepada mereka yang shalat bersama kita di masjid lima kali dalam sehari semalam.

Apa arti proklamasi keimanan yang didengungkan oleh sejumlah orang, sementara mereka tidak menghadiri shalat berjamaah?

Para sahabat dulu mengklaim, orang-orang yang menentang shalat berjamaah sebagai orang munafik. Ibnu Mas'ud berkata, ''Engkau telah melihat kami, dan tidaklah menentang (shalat berjamaah) kecuali munafik yang jelas kemunafikannya.''

Di manakah generasi muda? Di manakah para pemuda Islam? Sementara itu, masjid mereka sunyi mengadukan kondisinya kepada Allah SWT.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/gaya-sufi/13/02/07/mht866-kewajiban-yang-terabaikan-3
Redaktur : Damanhuri Zuhri