Sunday, November 30, 2008

DOA HARI INI (3)

“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kalian tidak akan mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (QS Al-Isra:44)

“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) sementara para malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang ada di bumi (QS asy-Syura : 5).

Guruh itu bertasbih dengan memuji Allah. Demikian pula para malaikat karena merasa takut kepadaNya (QS ar-Ra’d : 13)

Semua mahluk bertasbih memuji ALLAH. Memang tidak ada yang layak untuk dipuji dan dipuja melainkan hanya ALLAH Yang Maha Terpuji dan Berkuasa atas segala sesuatu. Bagaimana Allah menjadikan bumi tempat kita menetap dilengkapi dengan gunung-gunung yang tinggi, lautan-lautan meluap yang mengelilinginya, sungai-sungai yang mengalir di atasnya, berjenis-jenis tumbuhan dan pohon-pohon yang tumbuh hijau, berbagai jenis binatang yang tersebar di atasnya Bumi yang dihamparkanNya sangat luas apalagi langit yang berada di atasnya memiliki luas dan jarak sejauh mata memandang. Tak terjangkau. Matahari dan bintang-bintang lainnya yang jauh lebih luas dari ukuran bumi berjumlah jutaan yang semuanya ada dalam lintasan yang sudah teratur dalam ruang langit yang sangat luas. Simak Firman ALLAH :
”Demi langit yang mempunyai gugusan bintang” (QS al-Buruj : 1). “Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kalian apa yang datang pada malam hari itu? Yaitu bintang yang cahayanya menembus” (QS ath-Thariq : 1-3).
“Oleh karena itu AKU bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kalian memahaminya” (QS al-Waqi’ah : 75-76)”.

Bintang-bintang itu ukurannya 160 kali lebih besar dari bumi tempat kita berpijak. Walaupun demikian kita melihat bintang-bintang di langit ukurannya sangat kecil karena jaraknya sangat jauh sekali. Ada sebuah bintang memiliki jarak seribu tahun cahaya artinya cahaya bintang tersebut baru sampai ke bumi setelah seribu tahun. Langit yang memiliki berjuta bintang tak bisa dibayangkan seluas apa gerangan. ALLAH meninggikan langit tanpa tiang. Bayangkan pula bahwa Kursi ALLAH meliputi langit dan bumi (QS al-Baqarah : 255). Tidak terbayangkan bukan?. Sesungguhnya ALLAH Maha Besar dengan ilmuNya Maha Pencipta ini berikut kesempurnaan hikmahNya yang ditipkan kepada para mahlukNya sebagai khalifahNya. Marilah kita memikirkan dan merenungkan alam langit dan bumi agar memperoleh manfaat mengenal ALLAH dan senantiasa mengagungkanNya. Dengan ijin ALLAH kita memahami bahwa Rasullullah s.a.w telah di isra kan sampai ke sidrah al-muntaha untuk melihat tanda-tanda kekuasaan ALLAH kemudian naik menuju alam malakut untuk mengetahui berbagai perkara akhirat dan dunia sampai beliau sangat dekat dengan ALLAH. Setelah itu ALLAH memerintahkan agar Nabi s.a.w. berdoa :”Katakanlah : Tuhanku tambahkanlah aku ilmu”.
ALLAH telah mengajari kita dengan pengetahuanNya, menganugerahi kita dengan cahaya dan petunjukNya dan memerintahkan kita untuk selalu mentaatiNya. Semoga dengan kemurahanNya, ALLAH menjadikan kita termasuk kedalam orang-orang yang selalu mencintaiNya berkat anugerah, kemurahan dan kebaikanNya. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik Pemelihara.

Pasuruan 23 November 2008

Friday, November 21, 2008

KETIKA LANGIT DITINGGIKAN DAN BUMI DIHAMPARKAN

Lalu apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikan langit dan menghiasinya sementara langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun (QS Qaf : 6).

Pada saat kita tafakuri alam ini dengan hati yang bersih maka betapa alam ini bagaikan sebuah rumah yang dibangun dan di dalamnya tersedia semua yang dibutuhkan. Sementara itu langit ditinggikan tanpa tiang dan bumi dihamparkan seperti lantai. Bintang-bintang ditempatkan di atap langit bak hiasan cahaya gemerlap. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan disediakan untuk kebutuhan manusia dalam rumah alam ini. ALLAH telah menciptakan langit dengan membuat warna langit yang paling pantas bagi mata untuk memandangnya sekaligus untuk menguatkan pandangannya. Bagaimana tidak jika langit diciptakan ALLAH berupa cahaya maka akan menyakitkan mata orang yang memandangnya. Memandang sesuatu yang berwarna hijau dan biru adalah sangat nyaman bagi mata. Jiwa manusia akan mendapatkan kenikmatan dan kesenangan ketika memandang langit dengan keluasannya dan hiasan bintang-bintangnya yang cerah serta cahaya bulan. Bintang-bintang tersebut seolah-olah menempel di langit walaupun mereka sebenarnya bergerak sesuai porosnya masing-masing menuju arah yang sudah ditetapkan ALLAH. Sehingga bintang-bintang ini merupakan petunjuk bagi orang-orang yang tersesat dan bingung untuk mendapatkan petunjuk mengenai arah mana saja sehingga ia dapat menuju ke arah itu.
“Demi langit yang memiliki hubuk (jalan-jalan)” (QS.Adz-Dzariyat :7). Simak ayat tersebut. Hubuk berarti jalan atau arah atau juga berarti hiasan. Artinya bahwa langit merupakan petunjuk yang nyata. Penciptaannya yang teliti dan kokoh menunjukkan keluasan ilmu Sang Pembuat (ALLAH). Semua keteraturannya menunjukkan kehendak dari Penciptanya, ALLAH Maha Suci, Maha Kuasa, Maha Tahu dan Maha Berkehendak. Disebutkan bahwa memandang langit akan didapatkan sepuluh manfaat yaitu :
1. Mengurangi kesedihan.
2. Mengecilkan perasaan was-was.
3. Menhilangkan perasaan takut.
4. Mengingatkan kepada ALLAH.
5. Memancarkan pengagungan terhadap ALLAH dalam hati.
6. Menghilangkan pikiran buruk.
7. Memberikan manfaat bagi orang yang kehilangan semangat.
8. Menghibur orang yang sedang dilanda kerinduan.
9. Menyenangkan hati orang-orang yang sedang bercinta.
10. Kiblat bagi orang-orang yang berdoa.
Sesungguhnya kita adalah termasuk orang-orang yang mau berfikir terhadap alam yang diciptakan ALLAH. Mari kita dzikir setiap saat.

(Imam Al-Ghazali-Ziarah Spiritual-Pustaka Islamika)

Pasuruan, 21 November 2008

Monday, November 17, 2008

DOA HARI INI (2)

“Ingatlah KepadaKu, niscaya hatimu menjadi tenang.............”.
Kalimat di atas adalah Firman ALLAH Cuma aku lupa ada pada surat apa ayat berapa di Al-Quran. Tidak masalah yang penting sekarang kita mampu melakukan apa-apa yang ditulis di Al-Quran dan Hadist. Firman ALLAH di atas seolah menjamin bahwa dengan ingat kepadaNya pasti hati akan tenang, tentram, damai, bahagia. Ya iyaaalaaah kita tahu dan yakin betapa ALLAH Maha Sempurna. DisisiNya lah segala kedamaian dan ketentraman, Kebahagiaan dan ketenangan. Ada satu hal yang mungkin selalu saja kita lupa kepada ALLAH pada saat kita sedang senang, sedang bahagia. Namun itu sebenarnya cukup manusiawi yang keterlaluan dan kebangetan adalah pada saat kita lagi susah, menderita, sumpek ternyata juga melupakan ALLAH. Sungguh benar-benar bodoh. Sedangkan hamba yang paling istimewa adalah dikala dia bahagia, senang, gembira, penuh tawa ceria.....saat itu pula hamba istimewa tersebut ingat kepada ALLAH yang Maha Pemberi segala kebahagiaan dengan mewujudkan sujud syukur penuh dengan keikhlasan karena semata mengharap ridhoNya.
“Ya ALLAH hindarkanlah aku dari sifat lupa untuk mengingatMU. Berikanlah aku kekuatan agar aku selalu dekat denganMU dan setiap saat dapat mendengar firmanMU. Izinkanlah aku memohon kepadaMu agar Kau selalu menganugrahkan rahmatMu dalam kehidupanku. Ya Allah aku berharap sangat Kau selalu hadir dihatiku selamanya. Aku bersimpuh kepadaMU......”

Pasuruan, 17 Nopember 2008

Saturday, November 15, 2008

DOA HARI INI (1)

Ya Allah aku sudah mencoba untuk mengerti dan merasakan tentang rahasia kehidupan yang Engkau karuniakan kepadaku. Ruh yang Kau tiupkan kepadaku adalah kehidupan dari yang Maha Hidup dan Maha Kekal sehingga dari ruh yang tidak berwujud Engkau jadikan diriku menjadi diriku yang berwujud. Aku mencoba merasakan wujudku yang fana ya benar wujud fisik ini fana. Semakin hari pasti semakin renta semakin rapuh semakin luluh dan akhirnya terjatuh bersimpuh dihadapan malaikat Izrail utusanMu. Aku sangat menyadari saat-saat seperti itu pasti akan datang menghampiriku. Akupun sudah hampir merasakan tidak ada bedanya antara saat sebelum malaikat Izrail datang dan saat beliau pergi membawa ruhku kepadaMu. Tentu yang kurasakan adalah wujudku tertinggal di sana dengan kefanaannya dan ketidak berdayaannya. Apakah ini artinya wujud itu adalah kefanaan sedangkan ruh adalah kekekalan. Ya Allah aku memohon ampunanMu andai aku keliru memahami kekekalan ruhku untuk kemudian hidup di alam kekalMu. Sesungguhnya kekekalan ruhku terjadi hanya karena telah diciptakan demikian oleh Allah Yang Maha Kekal. Ternyata tidak ada sesuatu yang pasti dari kehidupan ini kecuali kematian untuk bertemu denganMu. Aku ingat firmanMu bahwa semua yang hidup pasti mengalami kematian (Al-Quran). Dari kesadaran seperti itu aku mencoba untuk mengakrabi tentang kematian ini. Hanya Engkau ya Allah yang dapat memberiku kekuatan agar aku mampu mengakrabi kematian dengan sangat bijak. Sebab aku juga ingat firmanMu (QS 47 : 27-28) : “Bagaimanakah keadaan mereka apabila malaikat maut mencabut nyawa mereka seraya memukul muka dan punggung mereka. Yang demikian itu karena mereka mengikuti sesuatu yang membuat Allah murka dan membenci sesuatu yang diridhoiNya. Sebab itu Allah menghapus pahala mereka “.
Ya ALLAH hanya kepadaMu aku berserah diri. Tiada tempat selain Engkau untuk berlindung dari sarakatul maut yang mengerikan. Semoga Engkau merindukanku sehingga jika tiba saatnya maka Izrail akan menyapaku dengan akrab seperti ketika Izrail menjemput Nabi kesayanganMu yaitu Muhammad SAW.

Pasuruan, 15 November 2008

Saturday, November 8, 2008

AL-QAAF-18

“Tiada sesuatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya Malaikat pengurus yang selalu hadir.” (QS Qaaf : 18).


Ayat tersebut mengajak dan mengingatkan kita agar selalu mengevaluasi dan mengawasi amal ibadah kita kepada Al-Khaliq. Kita dapat mengamalkan amalan batin seperti berniat dan muraqobah (merasa selalu diawasi oleh ALLAH). Untuk amal-amal lahir kita amalkan seperti berkata baik dan beraktivitas hanya untuk ridho ALLAH. Kita harus meneliti setiap kalimat dan menimbangnya dengan cermat karena ALLAH akan menanyakannya kepada kita. Timbangan ini harus selalu hadir dalam diri kita. Jika muraqobah sudah hilang dari diri seorang muslim maka kendali ahlak akan goyah dan hal ini sangat mencemaskan bagi kepribadian seoran muslim dan terancam berbagai penyakit batin yang mengerikan. Salah satu contoh penyakit batin yang sangat berbahaya adalah ujub (bangga terhadap diri sendiri), iri dan dengki. Sedangkan penyakit-penyakit lahir adalah takabur (sombong), ghibah (suka bergunjing, bergosip) dan naminah (adu domba). Oleh karena itu Al-Faruq-UMAR bin KHATAB selalu mengingatkan kita : “Hisablah diri sendiri sebelum dihisab ALLAH.” Ibnul Qayyim telah mengisyaratkan tentang hal ini. Dia berkata : “Muraqobah adalah buah ilmu seorang hamba ALLAH yang meyakini bahwa Al-Khaliq selalu mengawasinya, melihatnya dan mendengarkan perkataannya. Allah mengetahui amalnya setiap waktu dan setiap saat, setiap jiwa dan setiap kedipan mata”. Simak firmanNya : “Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” (QS Al-Ahzab : 52). Hal tersebut akan membuat seorang muslim akan selalu mengasah dan mendidik dirinya selalu kepada kebaikan.
Muraqobah memiliki tanda-tanda yaitu mendahulukan wahyu ALLAH, mengagungkan apa-apa yang diagungkan oleh ALLAH dan memandang remeh apa yang dipandang remeh oleh ALLAH. Muraqobah kepada ALLAH secara rahasia mempunyai pengaruh-pengaruh yang ALLAH anugerahkan kepada hamba-hambaNya. Barangsiapa muraqabah kepada ALLAH dalam dirinya niscaya ALLAH akan menjaganya dalam aktivitas lahir maupun batin.
Dengan muraqabah kepada ALLAH seorang muslim akan terjaga nuraninya karena ALLAH muraqobah kepadanya. Juga seorang muslim dengan muraqobah kepada ALLAH akan tertata jiwa dan membuang noda-noda yang mengotorinya, mengantar kepada jalan yang memiliki tujuan yang luhur dan terangkatnya derajat bashirah (ilmu).
Ibnu Sirin, seorang tabiin berkata :” Barangsiapa yang ALLAH menginginkan kebaikan untuknya, niscaya ALLAH meletakkan pemberi nasihat di dalam hatinya yang memerintah dan melarang”.
Mari kita tingkatkan dan hidupkan sikap muraqabah dalam jiwa dan pikiran kita karena pada saat itu hubungan kita dengan ALLAH akan meningkat. Pada saat itu pula kita akan berjalan kepada ketaatan dan mendekatkan kita kepada SurgaNya yang penuh dengan kenikmatan melalui ridhaNya.

Pasuruan, 8 November 2008