Sunday, March 22, 2009

Terukir namaMU di hatiku

“Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadatlah kepadaNya dengan penuh ketekunan” (QS Al-Anfal 45)

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan mendengar sekaligus melihat. PendengaranNya dan penglihatanNya tidaklah terhalangi oleh jarak yang jauh maupun kegelapan. Dia melihat dan mendengar tidak menyerupai sifat mahluk sebagaimana DzatNya tiada menyerupai Dzat mahluk. Allah Maha Bicara yang dengan sifat tersebut memberi perintah kepada kita. Berjanji dan memberi peringatan dengan kalamNya yang azali dan terdahulu. Dia berdiri sendiri dan KalamNya pun tidak menyerupai kalam mahluk sebagaimana DzatNya yang tidak menyamai dzat mahluk. Demikian pula KalamNya tidak bersuara di udara. BicaraNya tidak dengan huruf yang dapat terputus ketika lisan dan bibir terkatup. Sesungguhnya Al-Quran, Taurat, Injuil dan Zabur adalah kitab-kitabNya yang diturunkan kepada RasulNya. Al-Quran dibaca dengan lisan ditulis dalam lembaran dan dihafal dalam hati. Kitab tersebut bersifat dahulu, kekal dan tegak dengan Dzat Allah tidak menerima pemisahan dan pemecahan ketika berpindah kedalam hati dan kertas. Kalaulah Nabi Musa a.s. pernah mendengar Kalam Allah maka hal itu tidaklah dengan suara dan huruf. Sebagaimana kelak Allah dapat dilihat oleh hambaNya tanpa materi, bentuk, warna dan anatomi. Bila Allah memiliki sifat-sifat di atas maka Allah adalah Maha Hidup dengan Sifat Hidup, Maha Tahu melalui sifat Ilmu, Maha Kuasa dengan sifat Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mendengar dengan sifat Dengar, Maha Melihat dengan sifat Penglihatan, Maha Bicara dengan sifat Kalam.
Sesungguhnya tiada wujud selain Dia. Allah lah Pencipta mahluk dengan Af’ al-Nya. Mencurah dari keadilanNya. Segenap mahluk diciptakanNya dalam bentuk yang lebih sempurna dan proporsional. Dia Maha Bijaksana dalam segala perbuatanNya dan Maha Adil dalam segala ketentuanNya. KeadilanNya tidak dapat dianalogikan dengan keadilan manusia. Allah tidak pernah berbuat zalim pada milik hambaNya. Allah menciptakan mahluk semata karena keutamanNya bukan suatu keharusan. Memberi anugrah melalui nikmat dan kebaikan bukan karena kewajiban. BagiNya adalah Keutamaan, Kebajikan, Nikmat dan Anugrah. Sesungguhnya Allah menciptakan para malaikat dan mengutus para nabi serta mengokohkan mereka dengan serangkaian mukjizat. Pra malaikat itu adalah hambaNya yang tidak pernah sombong dan mengenal letih dalam menyembahNya. Mereka bertasbih kepada Allah sepanjang siang dan malam dan bersimpuh kepadaNya tanpa lelah. Sedangkan para Nabi adalah utusanNya bagi segenap mahluk penerima wahyuNya melalui malaikat dan sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu Allah bagi hambaNya.

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (QS Al-Hasyr 7).


Pasuruan 23 Desember 2008

Saturday, March 14, 2009

DOA HARI INI (7)



Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan langit dan bumi ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa api neraka.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan kedalam api neraka maka sungguh telah Engkau hinakan dia dan tidak ada bagi orang-orang yang dzalim seorang penolongpun.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan yang mengajak kepada iman maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang banyak berbuat bakti.
Ya Tuhan kami berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan Rasul-RasulMu. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji (QS Al-Imran 191-194)

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkau Penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (QS Al-Baqoroh 286)

Pasuruan 22 Desember 2008

Sunday, March 1, 2009

Assalaamu’alaikum Ya IZRAIL

Sewaktu menyambut Izrail, ucapan mesra seorang muslim yang memang sangat dirindukan ALLAH untuk segera pulang kepangkuanNya. Dia adalah Muhammad SAW, hamba plihanNya. Hamba kekasihNya. Izrail pun mengucapkan salam sambil meminta izin untuk menjemput ruh Nabi. Sang Malikat maut ini tentu saja sangat hormat kepada kekasih ALLAH. Saat-saat kematian yang sangat indah. Tentu tidak dengan kita. Hanya saja pada saat Malaikat maut mencabut ruh seorang mukmin dengan rasa bahagia karena ditemani dua Malaikat lain yang tampangnya sangat tampan denganmengenakan pakaian yang sangat bagus dan wewangian yang sangat harum. Ruh orang mukmin tersebut lalu dibungkus dengan kain sutra yang berasal dari surga. Sebaliknya bagi seorang pendosa, ketika sarakatul maut, nyawanya dicabut oleh Izrail dengan sangat keras sehingga pada saat itu roman mukanya seperti roman muka orang yang sedang memakan labu. Malaikat maut menghardiknya :”Wahai jiwa yang busuk, keluarlah kamu dari jasad yang busuk ini”. Pada saat itu berteriaklah sang pendosa karena menahan rasa sakit yang luar biasa. Wajah Malaikat maut baginya menjadi sumber ketakuatan yang dasyat sebelum nyawanya dicabut. Simak Firman ALLAH “Alangkah dahsyatnya sekiranya kalian melihat orang-orang dzalim berada dalam tekanan sarakatul maut. Para Malaikat memukul nyawa dengan tangannya sambil berkata :”keluarkanlah nyawamu!”. (QS 6:93). Rasullullah dalam khotbanya pernah berpesan : “Wahai umat Muhammad. Demi ALLAH seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan lebih banyak menangis dari pada tertawa. Ingatlah, bukankah telah aku sampaikan” (Hadist Riwayat Buchari-Muslim). Memperbanyak dzikir adalah wujud aqidah yang istiqomah. Mengejar magfirah ALLAH melalui sholat tahajud dan zuhud. Setiap hari setiap jam setiap detik bahkan setiap detak jantung hadirkan selalu ALLAH dalam hati.
Hari Senin 1 Rabiulawal 11 H ( 8 Juni 632 M) adalah wafat Rasullullah ditunggui putri beliau Fatimah Azzahra dan istri beliau Aisyah. Sebuah riwayat yang disampaikan oleh Aisyah, istri beliau yaitu : “Ketika itu hari perlahan-lahan beringsut siang, putri Rasulullah Fatimah Azzahra datang menjenguk beliau maka betapa senangnya Rasulullah dan mengajak Fatimah duduk disampingnya. Kemudian beliau mebisikkan sesuatu kepada Fatimah yang menjadikkannya mulai menangis. Melihat putrinya menangis lalu Rasullullah membisikkan sesuatu yang ini menjadikan putrinya tersenyum!” .
Setelah Nabi wafat, Aisyah bertanya kepada Fatimah tentang apa yang dibisikkan ayahnya ketika itu. Fatimah menjawab :”Yang pertama ayahku mengatakan kepadaku bahwa dirinya akan segera meninggal dunia. Sewaktu mendengar itu akupun menangis tapi kemudian beliau membisikkan kepadaku bahwa aku adalah orang pertama yang akan menemuinya di surga dan itu akan segera terjadi. Mendengar itu aku langsung tersenyum bahagia”. Demikian Fatimah menceritakan hal ini kepada Aisyah.
Memang kematian hanyalah pintu menuju alam kekal alam dimana seluruh mahluk pulang kerumah yang sesungguhnya. Ya ALLAH bila saatnya tiba perkenankanlah aku pulang menuju rumah di surgaMu melalui jalan ridhoMu. Aku hanya berlindung kepada Tuhan sebaik-baik Pelindung, ALLAH Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Pasuruan, 3 Desember 2008