Sewaktu menyambut Izrail, ucapan mesra seorang muslim yang memang sangat dirindukan ALLAH untuk segera pulang kepangkuanNya. Dia adalah Muhammad SAW, hamba plihanNya. Hamba kekasihNya. Izrail pun mengucapkan salam sambil meminta izin untuk menjemput ruh Nabi. Sang Malikat maut ini tentu saja sangat hormat kepada kekasih ALLAH. Saat-saat kematian yang sangat indah. Tentu tidak dengan kita. Hanya saja pada saat Malaikat maut mencabut ruh seorang mukmin dengan rasa bahagia karena ditemani dua Malaikat lain yang tampangnya sangat tampan denganmengenakan pakaian yang sangat bagus dan wewangian yang sangat harum. Ruh orang mukmin tersebut lalu dibungkus dengan kain sutra yang berasal dari surga. Sebaliknya bagi seorang pendosa, ketika sarakatul maut, nyawanya dicabut oleh Izrail dengan sangat keras sehingga pada saat itu roman mukanya seperti roman muka orang yang sedang memakan labu. Malaikat maut menghardiknya :”Wahai jiwa yang busuk, keluarlah kamu dari jasad yang busuk ini”. Pada saat itu berteriaklah sang pendosa karena menahan rasa sakit yang luar biasa. Wajah Malaikat maut baginya menjadi sumber ketakuatan yang dasyat sebelum nyawanya dicabut. Simak Firman ALLAH “Alangkah dahsyatnya sekiranya kalian melihat orang-orang dzalim berada dalam tekanan sarakatul maut. Para Malaikat memukul nyawa dengan tangannya sambil berkata :”keluarkanlah nyawamu!”. (QS 6:93). Rasullullah dalam khotbanya pernah berpesan : “Wahai umat Muhammad. Demi ALLAH seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan lebih banyak menangis dari pada tertawa. Ingatlah, bukankah telah aku sampaikan” (Hadist Riwayat Buchari-Muslim). Memperbanyak dzikir adalah wujud aqidah yang istiqomah. Mengejar magfirah ALLAH melalui sholat tahajud dan zuhud. Setiap hari setiap jam setiap detik bahkan setiap detak jantung hadirkan selalu ALLAH dalam hati.
Hari Senin 1 Rabiulawal 11 H ( 8 Juni 632 M) adalah wafat Rasullullah ditunggui putri beliau Fatimah Azzahra dan istri beliau Aisyah. Sebuah riwayat yang disampaikan oleh Aisyah, istri beliau yaitu : “Ketika itu hari perlahan-lahan beringsut siang, putri Rasulullah Fatimah Azzahra datang menjenguk beliau maka betapa senangnya Rasulullah dan mengajak Fatimah duduk disampingnya. Kemudian beliau mebisikkan sesuatu kepada Fatimah yang menjadikkannya mulai menangis. Melihat putrinya menangis lalu Rasullullah membisikkan sesuatu yang ini menjadikan putrinya tersenyum!” .
Setelah Nabi wafat, Aisyah bertanya kepada Fatimah tentang apa yang dibisikkan ayahnya ketika itu. Fatimah menjawab :”Yang pertama ayahku mengatakan kepadaku bahwa dirinya akan segera meninggal dunia. Sewaktu mendengar itu akupun menangis tapi kemudian beliau membisikkan kepadaku bahwa aku adalah orang pertama yang akan menemuinya di surga dan itu akan segera terjadi. Mendengar itu aku langsung tersenyum bahagia”. Demikian Fatimah menceritakan hal ini kepada Aisyah.
Memang kematian hanyalah pintu menuju alam kekal alam dimana seluruh mahluk pulang kerumah yang sesungguhnya. Ya ALLAH bila saatnya tiba perkenankanlah aku pulang menuju rumah di surgaMu melalui jalan ridhoMu. Aku hanya berlindung kepada Tuhan sebaik-baik Pelindung, ALLAH Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Pasuruan, 3 Desember 2008
No comments:
Post a Comment