Tuesday, January 22, 2013
Jalan Hidup Salikin (1): Dunia Mimpi
Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Hilm, Ru’yyah, dan Manam
Mimpi yang diungkapkan dengan kata ru'yah umumnya mempunyai makna yang berdampak dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Dalam perspektif ilmu tasawuf, dunia mimpi dikenal dengan beberapa istilah. Istilah itu disesuaikan dengan sifat dan tingkat kualitas mimpi itu.
Istilah-istilah tersebut, antara lain, hilm, ru’yyah, manam, busyra, waqi'ah, dan mukasyafah. Dalam Alquran dan hadis pun sering digunakan istilah-istilah tersebut secara bergantian.
Kalangan ulama tasawuf membedakannya dalam tiga kategori. Pertama hilm, ru'yah, dan manam. Kedua, waqi'ah. Ketiga, mukasyafah.
Hilm, ru'yah, dan manam, ketiganya berarti mimpi dan sering digunakan secara bergantian dalam Alquran. Hilm lebih sering digunakan dalam konteks mimpi yang dihubungkan dengan persoalan biologis. Kata hilm secara literal berarti mengisi, bermimpi, mencapai usia dewasa. Kata hilm ini lebih populer di kitab-kitab fikih.
Ini karena di sana hilm diartikan sebagai anak laki-laki yang sudah mencapai usia akil balig yang ditandai dengan pengalaman “mimpi basah”, yakni bermimpi dengan sesuatu yang menyebabkan keluarnya sperma.
Mimpi seperti ini menjadi kriteria seorang anak laki-laki disebut mukalaf, orang yang sudah memenuhi syarat dan dipandang cakap dan cerdas menjalankan perbuatan hukum. Baik hukum ibadah mahdlah maupun hukum-hukum keperdataan (muamalat), seperti bertransaksi dan menjadi saksi. Bagi anak perempuan, indikasinya ialah menstruasi (haid).
Contoh penggunaan kata hilm dalam arti ini, "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum sampai usia balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari, dan sesudah shalat Isya.”
“ (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan, Allah Mahamengetahui lagi Mahanijaksana.” (QS an-Nuur [4]: 58).
Redaktur: Chairul Akhmad
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/gaya-sufi/13/01/07/mg88vn-jalan-hidup-salikin-1-dunia-mimpi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment