Sunday, May 4, 2008

CerPen Corner

Episode I

CERITA PENDEK

Rasanya sudah lama sekali aku tidak pernah lagi membuat cerita pendek. Bahkan aku lupa kapan terakhir aku menulis cerita pendek. Kunyalakan komputer dan aku mulai mengahadapi key board sambil menunggu ilham datang. Tadi pagi sebetulnya ada bahan untuk kujadikan cerita pendek yaitu tentang pernikahanku dengan Indra Susanto.
Saat itu pernikahan dilangsungkan sangat sederhana sekali tanpa resepsi. Hanya dihadiri oleh keluarga kedua mempelai dan sahabat-sahabat dekat. Sesungguhnya Papa menginginkan diadakannya resepsi pernikahan di sebuah gedung yang megah tapi aku tidak menyetujui keinginan Papa. Alasannya?. Aku tidak tahu.
Suatu hari Indra Susanto pernah berkata padaku bahwa tidak ada yang bisa diperoleh dari suatu resepsi pernikahan yang begitu mewah selain hanya kebanggaan semu.
“Benarkah kehormatan keluarga hanya dipertaruhkan dengan sebuah resepsi pernikahan yang mewah?. Kukira tidak. Coba lihat tidak sedikit sebuah resepsi pernikahan yang megah ternyata hanya diakhiri sebuah perceraian”, kata Indra Susanto.
“Aku sendiri tidak menyetujui rencana Papa tapi aku tidak bisa menjawab ketika Papa menanyakan alasan ketidaksetujuanku. Sebaiknya kau saja yang mengemukakan alasan itu kepada Papa!”, kataku.
“Ya akan kukatakan. Sebenarnya aku mengerti keinginan Papa. Beliau adalah orang terhormat, terpandang dilingkungannya. Maka sangat wajar jika beliau ingin merayakan pesta pernikahan semeriah mungkin. Atau karena kau adalah putri Papa sulung yang sudah didului ketiga adik-adikmu. Papa ingin melihat kau bahagia. Papa ingin menghapus segala kekecewaan masa lalumu. Papa ingin segera mendapatkan seorang cucu darimu yang selama ini sangat beliau rindukan seperti cucu beliau yang telah dihadiahkan ketiga adik-adikmu”, kata Indra.
Aku termenung mendengar uraian Indra Susanto. Ada rasa haru yang tak bisa kulukiskan dengan kata-kata.
“Bukankah perkawinan hanya sebuah awal perjalanan berikutnya. Bukan megahnya sebuah resepsi, bukan indahnya malam pertama tapi tantangan-tantangan, cobaan-cobaan yang harus kita lewati!”, suara Indra Susanto memecah lamunanku.

(Bersambung)

No comments: