Saturday, December 6, 2008

AL-HAJJ 47

“..............SesungguhNya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu lalui (QS 22 :47).

Sebuah ayat yang hanya sepenggal kalimat tapi bermakna dalam untuk direnungkan. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang aku lalui............ya artinya satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Coba simak seribu tahun di dunia hanya 24 jam di akhirat. Jika ada seorang hamba sekarang usianya 50 tahun di dunia berarti sama dengan 50 : 1000 x 24 jam sama dengan 1.2 jam di akhirat. Kalau saja ada seorang hamba diberi usia sampai 100 tahun di dunia itu artinya dia hanya 2.4 jam di akhirat. Namun demikian rata-rata usia manusia adalah antara 60 – 80 tahun. Apa yang dapat disimak dari ayat tersebut sebenarnya adalah betapa singkatnya hidup di dunia ini. Seratus tahun mengarungi kehidupan dunia ternyata hanya setara dengan 2.4 jam di akhirat. Padahal seorang hamba akan mengalami masa yang tak terhingga di akhirat nanti. Akhirat adalah alam kekal oleh karenanya ALLAH selalu mengingatkan bahwa Akhirat lebih baik dari dunia (QS 93 : 4). Masihkah aku punya waktu untuk mengabdi kepadaNya?. Begitu cepat waktu berlalu jangan sia-siakan sedetikpun untuk selalu mengingatNya. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa ridhoNya. Aku ternyata hanya diberi waktu oleh ALLAH untuk berjuang hanya selama 2,4 jam untuk usia 100 tahun di dunia. Sungguh mengerikan. Masihkah aku punya waktu untuk mengabdi kepadaNya. Sungguh menakutkan. Ya rasa takut ini seharusnya ada bersemayan dalam hati ini ketika pertanyaan ditujukan kepadaku :”Masihkah ada waktu untukku mengabdi kepadaNya?”. Rasa takut itu tidak boleh diabaikan. Namun rasa takut ini harus dikuasai rasa harap selama seorang hamba masih dekat dengan dosa-dosa sehingga tidak menuju kepada putus asa. Sementara seorang yang patuh semata menyendiri bersama ALLAH rasa takut dan rasa harapnya harus seimbang.
Dapat diteladani sebagaimana Umar RA pernah berkata :”Andaikan seluruh manusia dipanggil ALLAH untuk masuk surgaNya kecuali satu orang maka aku khawatir orang itu adalah aku. Dan andaikan semua manusia dipanggil ALLAH untuk masuk nerakaNya kecuali seorang maka aku berharap orang itu adalah aku!”.
Rasa harap berbeda dengan angan-angan. Orang yang tidak bercocok tanam dan tidak menaburkan benih untuk tanaman sambil menunggu tumbuh maka dia hanya berangan-angan karena faktanya dia tidak melakukan apa-apa. Sedangkan orang yang berharap adalah orang yang bercocok tanam dan mengairinya serta menaburkan benih untuk tanaman sambil menunggu tumbuh dengan subur. Lalu dia tinggal berharap agar ALLAH memberinya hasil panen yang melimpah dan cukup. Rasa harap adalah kegairahan memohon sedangkan rasa takut adalah semangat untuk lari menjauh dari dosa.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan ALLAH mereka itu mengharapkan Rahmat dari ALLAH dan ALLAH Maha Pengampun dan Maha Penyayang (QS 2:218).

Pasuruan, 30 November 2008

Sunday, November 30, 2008

DOA HARI INI (3)

“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kalian tidak akan mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (QS Al-Isra:44)

“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) sementara para malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang ada di bumi (QS asy-Syura : 5).

Guruh itu bertasbih dengan memuji Allah. Demikian pula para malaikat karena merasa takut kepadaNya (QS ar-Ra’d : 13)

Semua mahluk bertasbih memuji ALLAH. Memang tidak ada yang layak untuk dipuji dan dipuja melainkan hanya ALLAH Yang Maha Terpuji dan Berkuasa atas segala sesuatu. Bagaimana Allah menjadikan bumi tempat kita menetap dilengkapi dengan gunung-gunung yang tinggi, lautan-lautan meluap yang mengelilinginya, sungai-sungai yang mengalir di atasnya, berjenis-jenis tumbuhan dan pohon-pohon yang tumbuh hijau, berbagai jenis binatang yang tersebar di atasnya Bumi yang dihamparkanNya sangat luas apalagi langit yang berada di atasnya memiliki luas dan jarak sejauh mata memandang. Tak terjangkau. Matahari dan bintang-bintang lainnya yang jauh lebih luas dari ukuran bumi berjumlah jutaan yang semuanya ada dalam lintasan yang sudah teratur dalam ruang langit yang sangat luas. Simak Firman ALLAH :
”Demi langit yang mempunyai gugusan bintang” (QS al-Buruj : 1). “Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kalian apa yang datang pada malam hari itu? Yaitu bintang yang cahayanya menembus” (QS ath-Thariq : 1-3).
“Oleh karena itu AKU bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kalian memahaminya” (QS al-Waqi’ah : 75-76)”.

Bintang-bintang itu ukurannya 160 kali lebih besar dari bumi tempat kita berpijak. Walaupun demikian kita melihat bintang-bintang di langit ukurannya sangat kecil karena jaraknya sangat jauh sekali. Ada sebuah bintang memiliki jarak seribu tahun cahaya artinya cahaya bintang tersebut baru sampai ke bumi setelah seribu tahun. Langit yang memiliki berjuta bintang tak bisa dibayangkan seluas apa gerangan. ALLAH meninggikan langit tanpa tiang. Bayangkan pula bahwa Kursi ALLAH meliputi langit dan bumi (QS al-Baqarah : 255). Tidak terbayangkan bukan?. Sesungguhnya ALLAH Maha Besar dengan ilmuNya Maha Pencipta ini berikut kesempurnaan hikmahNya yang ditipkan kepada para mahlukNya sebagai khalifahNya. Marilah kita memikirkan dan merenungkan alam langit dan bumi agar memperoleh manfaat mengenal ALLAH dan senantiasa mengagungkanNya. Dengan ijin ALLAH kita memahami bahwa Rasullullah s.a.w telah di isra kan sampai ke sidrah al-muntaha untuk melihat tanda-tanda kekuasaan ALLAH kemudian naik menuju alam malakut untuk mengetahui berbagai perkara akhirat dan dunia sampai beliau sangat dekat dengan ALLAH. Setelah itu ALLAH memerintahkan agar Nabi s.a.w. berdoa :”Katakanlah : Tuhanku tambahkanlah aku ilmu”.
ALLAH telah mengajari kita dengan pengetahuanNya, menganugerahi kita dengan cahaya dan petunjukNya dan memerintahkan kita untuk selalu mentaatiNya. Semoga dengan kemurahanNya, ALLAH menjadikan kita termasuk kedalam orang-orang yang selalu mencintaiNya berkat anugerah, kemurahan dan kebaikanNya. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik Pemelihara.

Pasuruan 23 November 2008