Monday, January 26, 2009

DOA HARI INI (4)

Hari-hari nampak seperti merayap namun sebenarnya pasti lewat begitu cepat. Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan saat-saat penting terlewatkan begitu saja. Semua hari begitu berarti dalam hidupku. Semua hari memiliki asa dan harapan dan sebaik-baik harapan adalah Ridho Allah. Setiap hari yang terlewati adalah berkurangnya waktu hidup dan semakin dekatnya hari kematian. Orang yang cerdas adalah dia yang selalu menghitung hari untuk mengetahui sisa waktu kapan ajal menjelang. Satu hari lewat berarti satu hari hilang berarti satu hari lebih cepat menuju ajal. Jangan sia-siakan waktu berlalu tanpa arti. Maka jadikanlah setiap hari selalu lebih baik dari hari kemarin. Jangan sampai aku melewati hari-hari tanpa pahala dariNya. Biarkanlah hari-hariku penuh dengan ampunanNya, penuh dengan tentram dan damai dariNya. Jika hari berganti tidak ada yang istimewa kecuali usia semakin merambat tua dan hari-hari semakin berkurang kemudian pintu akhirat semakin mendekat. Apa yang aku tuai hari ini adalah apa yang aku tanam dulu. Hari-hari terus berpacu kedepan menuju satu tujuan hidup yaitu menuju ke kefanaan fisik. Menuju ke abadian alamNya. Menuju rumah yang sebenarnya. Pertanyaannya adalah apakah aku tahu arah mana yang dapat kupakai untuk menuju rumah yang sebenarnya?. Pertanyaannya apakah aku sudah siap bekal untuk mengembara jauh melewati hutan lebat yang gelap, padang luas yang ganas, lautan yang berbatas cakrawala?. Pertanyaannya adalah apakah aku siap untuk menghadap kepadaNya?. Ya ALLAH ini aku datang memenuhi panggilanMu. Aku hanya hambaMu yang miskin ilmu namun kaya dengan dosa yang kotor oleh karena itu aku hanya hambaMu yang tidak layak untuk mendapatkan surgaMu. Namun ya ALLAH aku adalah juga hambaMu yang lemah tak berdaya selalu tergantung padaMu. Setiap tarikan nafasku adalah karena rahmatMu. Setiap gerak tubuhku adalah karena kehendakMu. Setiap kedipan mataku adalah karena campur tanganMu. Setiap detak jantungku adalah sentuhan kasih sayangMu. Oleh karenanya aku sungguh-sungguh berserah diri kepadaMu dan berlindung kepadaMu dari adzab api neraka. Ya ALLAH sungguh aku bersaksi tiada Tuhan selain ALLAH yang Maha Kekal sedang aku adalah kefanaan yang sesungguhnya.
Pada hari ini aku menyadari apa yang aku tengok kebelakang adalah banyak hal yang tertunda aku raih. Banyak hal yang terlewati sia-sia. Banyak hal yang hilaf aku ingat. Ya ALLAH ampuni hamba saat yang akan datang dan saat kemarin. Ya ALLAH hanya kepadaMu hamba titipkan diri karena sesungguhnya hanyalah Engkaulah yang Maha Memiliki Kehidupan. Ya ALLAH, aku sangat yakin Engkau sebaik-baik Penentu. Maka aku menyerahkan kepadaMu semua ketetapan untukku yang menjadi hakMu karena sebaik-baik tempat untuk berserah diri hanyalah kepadaMu.

Pasuruan 1 Desember 2008

Saturday, December 6, 2008

AL-HAJJ 47

“..............SesungguhNya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu lalui (QS 22 :47).

Sebuah ayat yang hanya sepenggal kalimat tapi bermakna dalam untuk direnungkan. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang aku lalui............ya artinya satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Coba simak seribu tahun di dunia hanya 24 jam di akhirat. Jika ada seorang hamba sekarang usianya 50 tahun di dunia berarti sama dengan 50 : 1000 x 24 jam sama dengan 1.2 jam di akhirat. Kalau saja ada seorang hamba diberi usia sampai 100 tahun di dunia itu artinya dia hanya 2.4 jam di akhirat. Namun demikian rata-rata usia manusia adalah antara 60 – 80 tahun. Apa yang dapat disimak dari ayat tersebut sebenarnya adalah betapa singkatnya hidup di dunia ini. Seratus tahun mengarungi kehidupan dunia ternyata hanya setara dengan 2.4 jam di akhirat. Padahal seorang hamba akan mengalami masa yang tak terhingga di akhirat nanti. Akhirat adalah alam kekal oleh karenanya ALLAH selalu mengingatkan bahwa Akhirat lebih baik dari dunia (QS 93 : 4). Masihkah aku punya waktu untuk mengabdi kepadaNya?. Begitu cepat waktu berlalu jangan sia-siakan sedetikpun untuk selalu mengingatNya. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa ridhoNya. Aku ternyata hanya diberi waktu oleh ALLAH untuk berjuang hanya selama 2,4 jam untuk usia 100 tahun di dunia. Sungguh mengerikan. Masihkah aku punya waktu untuk mengabdi kepadaNya. Sungguh menakutkan. Ya rasa takut ini seharusnya ada bersemayan dalam hati ini ketika pertanyaan ditujukan kepadaku :”Masihkah ada waktu untukku mengabdi kepadaNya?”. Rasa takut itu tidak boleh diabaikan. Namun rasa takut ini harus dikuasai rasa harap selama seorang hamba masih dekat dengan dosa-dosa sehingga tidak menuju kepada putus asa. Sementara seorang yang patuh semata menyendiri bersama ALLAH rasa takut dan rasa harapnya harus seimbang.
Dapat diteladani sebagaimana Umar RA pernah berkata :”Andaikan seluruh manusia dipanggil ALLAH untuk masuk surgaNya kecuali satu orang maka aku khawatir orang itu adalah aku. Dan andaikan semua manusia dipanggil ALLAH untuk masuk nerakaNya kecuali seorang maka aku berharap orang itu adalah aku!”.
Rasa harap berbeda dengan angan-angan. Orang yang tidak bercocok tanam dan tidak menaburkan benih untuk tanaman sambil menunggu tumbuh maka dia hanya berangan-angan karena faktanya dia tidak melakukan apa-apa. Sedangkan orang yang berharap adalah orang yang bercocok tanam dan mengairinya serta menaburkan benih untuk tanaman sambil menunggu tumbuh dengan subur. Lalu dia tinggal berharap agar ALLAH memberinya hasil panen yang melimpah dan cukup. Rasa harap adalah kegairahan memohon sedangkan rasa takut adalah semangat untuk lari menjauh dari dosa.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan ALLAH mereka itu mengharapkan Rahmat dari ALLAH dan ALLAH Maha Pengampun dan Maha Penyayang (QS 2:218).

Pasuruan, 30 November 2008