Wednesday, February 13, 2013

David Sanford Scherer: Takbir yang Menggetarkan (1)


http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/david-scherer-_130205101833-351.jpg


REPUBLIKA.CO.ID -- Gema takbir di malam Idul Fitri 20 tahun silam, menggetarkan hati David Sanford Scherer. Kalimat yang mengagungkan sang Khalik itu membuatnya merinding. 

Cahaya iman pun menyala dalam hatinya. Seketika itu pula, pria kelahiran Yokohama, Jepang itu memutuskan memeluk Islam.

''Langsung saya bilang mau masuk Islam. Alhamdulillah, di malam takbiranitu saya memeluk Islam,'' ujar ayah dua anak itu kepada Republika di sela-sela acara pengajian yang digelar Mushala Al-Muhajirin, Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu. 

Tak hanya gema takbir yang membuatnya memeluk Islam. Suara azan yang berkumandang lima kali sehari juga menjadi pembuka pintu hidayah.Pengusaha catering terkemuka di Pulau Dewata itu mengaku selalu merinding setiap kali mendengar takbir di malam hari raya.
 
''Makanya, malam takbiran saya nggak di Bali. Biasanya ke Jakarta. Metua saya di Ciputat,''papar suami dari Indriani Kuntowati itu menjelaskan.

David hijrah ke Indonesia bersama orang tuanya pada 1980-an. Kedua orang tuanya mencoba berbagai usaha hingga akhirnya menetap di kawasan Menteng Dalam

Seperti halnya Presiden Amerika Serikat Barack Obama, David pun mulai mengenal puasa, shalat, serta takbir dari lingkungan masyarakatMenteng Dalam. 

Ia amat bersyukur menjadi seorang Muslim. Menurut David, umumnya orang Indonesia terlahir sebagai seorang Muslim. Namun, kata dia, mualaf umumnya lebih cepat memahami, menjiwai serta mengamalkan ajaran Islam.

''Itu, karena para mualaf menyadari Islam agama terbaik,'' ungkap aktivistadabbur Alquran bersama Ar-Rahman Quranic Learning Center Bali. Ia mengatakan untuk dapat menjalankan ajaran Islam dengan baik, para orang tua harus menjadi contoh dan teladan bagi anak-anaknya.

Seringkali, kata dia, orang tua menyuruh anak-anaknya mengaji, sementara mereka tidak melakukannya. Padahal, contoh terbaik dimulai dari orang tua di rumah.

Kebaikan apa saja, kata David, bila dicontohkan orang tua dengan baik, akan diikuti anak. Kalau cuma perintah dan orang tua tidak melakukannya, sulit dilaksanakan dengan baik.

Sebagai seorang MuslimDavid berupaya menjadi imam bagi istri dan anak-anaknya. David tak pernah henti bersyukur. Semangat menjalankan ajaran Islam yang dilakukannya diikuti kedua anaknya. 

Bersama putranya waktu itu, ia berhasil mewujudkan mushala di sekolah anaknya waktu itu. ''Alhamdulillah, ini semua berkat rahmat Allah SWT, sehingga memudahkan siapa pun melaksanapakan ibadah,'' ungkapDavid penuh syukur.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/13/02/05/mhq9cx-david-sanford-scherer-takbir-yang-menggetarkan-1
Redaktur : Damanhuri Zuhri




Tuesday, February 5, 2013

Diterimanya Doa



http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/wanita-muslim-berdoa-_120503210642-348.jpg


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Makmun Nawawi
Abas ad-Dauri berkata, "Telah bercerita kepada kami Ali bin Abi Fazarah, tetangga kami. Ia berkata, 'Umi saya cacat dan tak bisa jalan sekitar 20 tahun lamanya. Suatu hari ia berucap padaku,
Pergilah ke Ahmad bin Hambal, dan mintalah padanya agar dia mendoakan saya. Aku pun mendatanginya, lalu kuketuk pintunya, sementara beliau sedang berada di ruang tengah'."

"Siapa itu?" kata orang yang berada di dalam. Saya menjawab, "Saya, orang yang disuruh ibunya yang cacat dan tak bisa jalan agar meminta didoakan olehmu." Maka kudengar ucapannya, seperti ucapan orang yang marah. "Kami juga amat butuh untuk engkau doakan kepada Allah."

Lantas saya pun berpaling, dan mundur untuk pulang. Tak berapa lama, keluarlah seorang wanita tua, seraya berkata, "Ketika engkau pergi, sang imam berdoa pada Allah untuk ibumu."

Saya pun pulang ke rumah dan kuketuk pintu. Ternyata ibuku keluar dan berjalan dengan kedua kakinya yang normal.

Di kalangan orang saleh, dahulu kala cerita tentang orang yang doanya diijabah (mustajabud da'wah) sungguh tak sedikit. Suatu hal yang kalau ditarik ke era kini mungkin nyaris menjadi cerita fantasi yang hanya ada dalam bayangan.

Simak cerita lain dari kehidupan Abdullah Ibnul Mubarak, tokoh saleh yang terkenal kedermawanannya. Abu Wahab berkata, "Ibnul Mubarak berjalan lalu bertemu dengan seorang yang buta."

Ia berkata, "Bolehkah saya meminta kepada engkau agar mendoakan saya supaya Allah mengembalikan penglihatan saya?" Kemudian Ibnul Mubarak berdoa, dan orang itu pun dapat melihat kembali. "Saya benar-benar menyaksikannya," ujar Abu Wahab. 

Di tengah gempuran arus materialisme yang dahsyat yang segala sesuatu diukur dengan kebendaan, tak mudah meyakinkan orang, doa yang makbul itu ada. Ia bisa menjadi jalan keluar bagi kehidupan kaum Muslimin. "Dan Rabbmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu." (QS al-Mukmin [40]: 60).

Sebagian orang mungkin ada yang menangkap ayat ini dengan pandangan minor, karena dianggap tak sesuai  dengan kenyataan.
Padahal, di samping bentuk pengabulan doa, kadang mereka sendiri yang membuat dinding pembatas antara dirinya dan diterimanya doa, yakni dengan mengonsumsi barang-barang haram. 

Rasulullah saw bersabda, "Wahai segenap manusia, Allah sungguh Mahabaik dan tak menerima kecuali yang baik. Allah Taala sungguh memerintahkan kaum Mukminin dengan sesuatu yang juga Dia tujukan untuk para Rasul.
Rasulullah saw mengutip ayat Alquran yang artinya, "Hai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-Mukminun [23]: 51). Lihat juga QS al-Baqarah [2]: 172.

Kemudian, Rasulullah saw menyebutkan seseorang yang bepergian jauh, rambutnya kusut masai dan berdebu, seraya menengadahkan tangannya ke langit. "Wahai Rabbku, wahai Rabbku."
Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan." (Hadits Riwayat Abu Hurairah).
Redaktur : Damanhuri Zuhri